Selama 3 minggu terakhir di Darwin baru minggu ini saya dapet day off di weekday (akhirnya) hmm dan bakal seterusnya ada day off karena ada chef baru di resto.
Day off gini bingung mau ngapain di Darwin, mencoba untuk produktif dengan menulis blog.
Hari ini mau cerita apa ya? Hmm.. kadang-kadang bingung juga..
Oke sekarang saya cerita tentang 3bulan di Australia (iya masih 3 bulan) yang terasa begitu cepat, sampai belum kangen rumah karena setiap hari disini begitu menyenangkan. Bagian dari curhatan sih haha.
Mungkin memang living abroad merupakan satu impian besar saya selama ini jadi walau hidup sendiri nggak terasa bosan. Sepi, memang kadang-kadang. Waktu kosong siang hari di rumah nggak ada orang karena housemate pada kerja. Atau pas jalan-jalan dan makan sendirian di rumah. Tapi tetap itu jadi sesuatu yang menyenangkan.
Dulu di Sydney...
Asik sekali apalagi buat anak desa yang pindah ke kota besar seperti Sydney. Dulu di Indonesia kerja di rumah nggak perlu transport. Lalu ke kota besar kemana-mana naik train, perjalanan 1jam ke tempat kerja masih begitu menyenangkan. Tapi lama kelamaan membosankan juga. Itulah sebabnya saya nggak betah lama-lama ada di Sydney.
Saya agak muak dengan kehidupan kota besar yang sibuk dan ramai. Semua pada sibuk masing-masing. Untung masih ada roomate tercinta Ivana, masih ada yang bisa diajak cerita setiap malam. Sekarang kangen juga sama Sydney karena gengsnya datang semua disana!
Hidup di Sydney itu kerja keras tapi godaan juga besar. Godaan jajan, godaan makan enak, godaan jalan-jalan yang pasti. Mungkin karena saya cuma kerja 1 job aja dan banyak day off. Selama day off jalan-jalan itupun sendirian, karena semua temen pada sibuk kerja jadi ngumpul seminggu sekali. Sepi juga rasanya. Padahal tinggal di kota besar, banyak warga dari mana-mana, yang seharusnya menawarkan peluang dan pengalaman banyak disana tapi entahlah kenapa saya kurang suka sama orangnya karena terlalu individual dengan semarphone mereka. Mungkin juga karena saya yang kurang terbuka sama hal baru. Karena sepertinya sedikit orang yang nggak betah tinggal di Sydney, selebihnya semua pada suka dan betah banget ada disana. Well.. That's only my opinion..
until I move to Darwin
Saya udah mulai suka dengan kota ini. Yah walaupun awalnya masih shock karena beda 90% dengan Sydney yang gemerlap. Disini mati kutu karena nggak ada hiburan. Tapi mungkin karena itu juga jadi saya banyak berteman sama anak-anak perantauan WHV lainnya disini. Karena Darwin itu kecil, jadi rumah satu dan lainnya dekat. Kalau lapar bisa main ke tetangga buat makan atau sekedar ngobrol. Waktu kosong dipakai jalan-jalan refreshing. Selebihnya kerja masing-masing. Ya itu sangat menyenangkan! Karena dulu di rumah setiap hari sendiri, makan sendiri, tidur sendiri, apa-apa sendiri. Hang out malam pun kadang-kadang. Memang saya anak rumahan, jadi di Darwin menyenangkan buat saya karena nggak pernah sendirian :). Seperti kembali di jaman dulu pas sering mainan sama tetangga, nggak perlu internet, menikmati hidup.
Serius saya nggak gitu banyak pakai internet disini!
Yang dulunya di Sydney mengeluarkan $40 untuk sekedar paket data tiap 28hari, di Darwin saya nggak butuh itu. Cums SMS dan telpon aja, karena banyak free wifi dimana-mana. Dan juga nggak sering jalan-jalan jadi seringan pake wifi. Lumayan hemat $40 perbulan. Selain itu juga setiap hari masak, menghemat pengeluaran lagi. Yang dulunya di Sydney setiap minggu $250 pasti keluar, disini cuma $130 per minggu. Hampir setengah cost dengan bayaran lebih besar dari Sydney. Sekarang saya tau kenapa orang pada betah tinggal di Darwin...
Cerita tentang kerjaan saya disini.
Awalnya saya hanya cuma 1 experience di resume, yaitu bekerja di coffee shop di Sydney sebagai All Rounder. Menyenangkan memang apalagi belum pernah kerja sebagai pelayan cafe di Indonesia jadi saya banyak belajar. Yang awalnya cuma waitress terus ke juice bar dan sandwich bar. Kalo nganggur lari ke kitchen minta ajarin chefnya masak. Kerja sebagai All Rounder itu memang banyak ilmu yang jadi bekal saya kedepannya. Tapi, kembali ke tujuan awal saya ke Australia yang pengen belajar masak juga. Kerja disana sedikit dikasi masuk kitchen. Jadi waktu di Darwin saya memutuskan harus nyari kerjaan kitchen hand.
Dan akhirnya di Darwin saya bekerja sebagai kitchen hand.
Nah jadi banyak cerita deh tentang kerjaan ini. Dibanding All Rounder bener lebih seru kerja di kitchen. Tekanan lebih tinggi yang pasti dan butuh tenaga lebih. Kalo all rounder kerjanya cuma angkat piring turun piring, blender jus, buat sandwich, easy job masih, beda dengan kitchen hand. Kerjaan kitchen hand nggak cuma dishwasher aja, tapi juga preparation dan bersihin dapur. Karena bisa dibilang saya kitchen all rounder, dari nyuci sampai masak saya lakukan semua sekarang. Dari yang nyuci piring setumpuk sampai panci wajan yang gede-gede, motongin bawang 1karung, parut wortel 1 bak, marinate daging 80kg, mecahin telor 10 krat semua saya lakukan disini. Kadang-kadang juga tangan keiris pisau itu sudah bisas. Tangan yang dulu mulus sekarang udah bocel semua. Kerass memang tapi itu menyenangkan, seperti menemukan passion baru dalam hidup. Apalagi kalo pas orderan datang docket panjang dan kita harus prep bahan untuk chef masak, plating masakan yang sudah jadi dan siap di kasi ke tamu. Kalau resto rame kerja 4-7jam di dalam dapur pun nggak kerasa. Selesainya itu masih harus bersih-besih dapur yang bisa makan waktu 2jam sendiri. Itu seru sekali! Memang ya kalo nyari kerjaan itu harus yang sesuai passion biar nggak kerasa "bekerja".
Sering saya cerita-cerita sama housemate tentang kerjaan masing-masing. Ada yang nggak suka kerja di kitchen karena tekanan terlalu tinggi, jadi dia kerja sebagai waitress dan massage. Ada yang kerja di housekeeping karena dia suka bersih-bersih. Tapi ada juga yang nggak suka kerja kitchen tapi terpaksa kerja disana karena good money dan adanya kerjaan itu. Banyak cerita dari mereka dari yang ke Australia untuk memburu dollar. Sehari kerja dari pagi sampai malam, banyak. Ada juga yang bekerja keras untuk mengumpulkan uang buat sekolah di Australia setelah WHV habis. Banyak sekali saya bertemu dengan orang-orang hebat disini. Ada juga yang ke Aussie buat nyari jodoh lol.
Ahh waktunya beli mobil bentar lagi karena mau jalan-jalan ke Kakadu dan Litchfield National Park! Saat ini day off cuma duduk leyeh-leyeh di rumah sambil nonton film, sore liat sunset. What a beautiful life ~
Tapi tetap lah saya menginatkan diri saya sendiri kalau saya ke Australia untuk bekerja dan berlibur. Mungkin lebih banyak dari kita yang menggunakan visa ini untuk Working Hard, tetapi tetap harus menjaga kesehatan. Karena nggak jarang juga senior WHV berbagi cerita tentang masa depan setelah WHV, dan efek dari terlalu gila dan berat bekerja di Australia hanya demi pundi-pundi uang yang akhirnya membawa oleh-oleh sakit badan dan merusak badan sendiri.
Bekerja keras sih boleh, tapi jangan lupa liburan :)
ABOUT THE AUTHOR
'Life is either a daring adventure or nothing at all.' — Helen Keller
0 comments