Masih di masa post holiday. Beru-baru ini saya abis pulang dari petualangan lagi. Nggak jauh sih cuma ke Bali dan Malang.
Berawal dari liat tanggalan merah Lebaran yang nggak ada planning kemana-mana. Terus si Moe ama Victor ke Bali. Mikir deh, apa saya ke Bali aja ya? Lumayan lama udah nggak ke Bali 5tahun. Akhirnya nyari tiket kereta. Udah hopeless liat tiket pesawat karena kantong lagi super seret, budget cuma ada 1,2jt di tabungan. Akhirnya nyari kereta dan dapet jackpot kereta Sri Tanjung Madiun-Banyuwangi sisa 1 kursi seharga Rp 94.000!!! WOW dikasi jalan sama Tuhan, ngerti bokek dikasi tiket 1kursi hemat!! Gak pikir panjang langsung buy!
Naik Kereta ke Bali dari Madiun
Setelah eksekusi hari H, tanggal 6 Juli tanggal merah saya berangkat ke Banyuwangi. Perjalanan Madiun-Banyuwangi kereta ekonomi 11jam. Kalau mau naik eksekutif dari Surabaya-Denpasar juga ada Mutiara Selatan. Nah, karena kemarin MutSel harganya 360rb yg avaible. Saya nggak ambil karena terlalu mahal untuk kantong traveler kere macam saya :'D.
Kalau naik kereta dari Madiun-Banyuwangi, nanti turunnya di stasiun Banyuwangi Baru.
Dari stasiun Banyuwangi Baru jalan kaki cuma 5menit ke pelabuhan Ketapan.
Ongkos kapal 1orang cuma Rp 6.000,-
Setelah 40menit di atas kapal, turun di Gili Manuk. Jalan kaki keluar dari dermaga disana udah terminal bus, bisa naik minibus ke Terminal Ubung/Mengwi (Denpasar) dengan harga Rp 50.000,- -+4jam perjalanan. Saya kemarin sampai di Gili Manuk jam 12 malam masih ada minibus yang jalan, tapi penumpangnya cuma 3orang LOL.
Jadi total 15jam perjalanan cuma bayar Rp 150.000,-
Lama iya memang namanya juga jalur darat!
Setelah sampai di Denpasar jam 3 subuh, ada sodara jemput di Ubung. Yaa untuk 10hari perjalanan ini saya nggak ngeluarin duit seperser pun buat akomodasi :p. 6malam di rumah sodara, 1malam di pinggir danau, 2malam di rumah temen, 1malam di tenda. Bersyukur banget di Indonesia masih banyak temen dan sodara yang baik-baik bisa ditebengin hihihi.
It's been a while, BALI ~
Sudah lamaaa banget saya nggak ke Bali! Dan kalo ke Bali paling cuma ke Kuta, Legian, Tanah Lot, yang mainstream lah pokoknya. Apalagi kalo Lebaran Bali penuh sama orang! Makanya kali ini saya pengen datengin tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.
Nggak ada itinenary khusus sih, cuma googling enaknya kemana. Di bawah ini cuma referensi dari yang saya kunjungi kemarin.
- UBUD
Hari pertama saya nggak ada partner, untung motor sodara nganggur jadi saya pinjem buat ke Ubud.
Dulu saya ke Ubud cuma makan bebek bengil terus pulang lol. Sekarang mau explore, berhubung adanya instagram banyak wisata baru bermunculan saatnya explore!
Di Ubud tujuan utamanya ke Tegalalang Rice Terrace dan Campuhan Ridge Walk. Tapi sayangnya yang Campuhan saya nggak nemu jalannya :(. Buka google maps gak jelas dikasi jalan buntu, akhirnya menyerah karena udah malem huhu.
TEGALALANG RICE TERRACE
Tegalalang Rice Terrace ini ada di pinggir jalan kok. Kalo mau liat tinggal parkir motor di pinggir jalan aja. Menurut saya pribadi nggak ada sesuatu yang special disini (maafkan daku), karena rumah saya di desa udah bosen liatin sawah. Jadi kesini cuma ngomong dalem hati "cuma gini doang?!" hahaha
- ULUWATU
Hari ke 2 saya habiskan di daerah Uluwatu. Whoops maaf kalo dikit-dikit explorenya karena saya jalan santai, berangkat siang-siang nggak dikejar waktu, jadi seenak mood aja mau kemana hehe. Maklum solo traveler :p.
PURA LUHUR ULUWATU
Pura Uluwatu buka dari jam 9 pagi dengan tiket masuk Rp 20.000,- aja.
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.
nggak jauh dari daerah Uluwatu ini ada banyak banget pantai yang cantik lho!!
Ini bagian dari hari ke 4 saya di Bali yang balik ke Uluwatu lagi untuk Beach Day, tapi saya jadikan satu di subtitle Uluwatu ya!
GREEN BOWL BEACH
Masuknya cuma Rp 5.000,- dengan parkir mobil Rp 5.000,- juga.
Disini kita harus turun 300 tangga dulu baru bisa liat pantainya karena lokasinya ada di bawah tebing.
Pantai ini masih sepiiii. Di bawahnya ada gua dari karang yang bisa dipake buat berteduh. Tapi sayangnya kemarin kesana airnya pasang banget jadi gak bisa berenang T_T.
BLUE POINT BEACH
Di Blue Point unik juga! Disini kita harus turun ke bawah tebing, tapi kanan kiri penuh dengan toko-toko kecil dan gang untuk turun ke bawah. Jadi disini nggak sepi kaya Green Bowl.
PADANG-PADANG BEACH
Ini salah satu pantai favorit saya selama di Bali, karena pantai timur nggak pasang seperti Green Bowl dan Blue Point, jadi bisa berenang dengan nyaman :D.
Padang-padang eksis banget abis dipakai shooting film Eat, Pray, Love. Disini ombaknya juga bagus untuk surfing jadi banyak juga kompetisi surf diadakan disini. Masuknya untuk lokal cuma Rp 5.000,- sedangkan internasional Rp 10.000,-
- KINTAMANI & BESAKIH
Hari ke 2 malam saya ke airport nemuin Moe & Victor sekalian ambil mobil. Mereka sih udah di Bali sama rombongan lain sejak 3hr yg lalu. Jadi dari airport teman2nya pulang ke Surabaya, mereka ber2 join lanjut, so now we're on team!
Malam itu juga langsung cus ke Kintamani, karena agenda kita selanjutnya adalah trekking di Gunung Batur!
Sampai Kintamani jam 11 malem. Karena kita ber3 termasuk bolang semi extreme (wkwkwk) jadi karena males ngeluarin duit untuk beberapa jam tidur, akhirnya merapatkan mobil di Danau Batur dan tdur di pinggir danau LOL. It was my first experience!! Sudah lama banget pengen camping dan tidur di alam terbuka, dan baru ini kesampean! Karena Moe nggak tahan dingin dia tidur di mobil. Saya ama Victor di pinggir danau, menggigil kedinginan, untung bawa sleeping bag XD. Trust me it was soooo fun!! Tidur di bawah bintang-bintang sambil ngerasain angin dingin bertiup.
GUNUNG BATUR
Tidur cuma 3jam lanjut ke parkiran basecamp Gunung Batur. Ah sebelnya sama wisata di Indonesia kalo harga bule sama lokal beda hampir 20x lipat!! Bayangin aja, aslinya lokal tiket masuk cuma Rp 10.000,- sedangkan turis asing WAJIB pakai guide seharga Rp 360.000,-!! Ckckckck saya jadi warga Indonesia sebel juga kalo liat diskriminasi seeperti ini. Walau diluar (teruatama ASEAN) juga kebanyakan beda tarif rasisme tapi nggak parah banget seperti disini, dan apalagi ini BALI! Dimana kalo udah liat B-U-L-E harga berubah drastisss grrr *emosi*.
Yah akhirnya mau gak mau kita bayar Rp 360.000,- untuk guide (dibagi 3), dan masih ditambahin tip (kurang baik apa kita ~.~)
Trekking ke Gunung Batur cuma 2,5jam. Jalan awalnya masih aspal terus berlanjut bebatuan. Ngos-ngosan sih iya soalnya jalannya naik. Sampai atas pemandangan indah danau Batur udah terlihat dari atas, dan ditambah bisa liat Gunung Abang di seberang. Kalo mau ke summit jalannya berpasir dan curam jadi agak licin dan harus hati-hati.
Tapi sayaaaang sekali sunrise hari ini tertutup sama awan tebal (kecewa, balikin duit gw please lol).
PURA ULUN DANU BATUR
Setelah turun dari Gunung Batur. Lanjut ke Pura Ulun Danu di Kintamani. Pura Ulun Daun ini ke 2 terbesar di Bali. Baru aja tadi pagi sebel sama tarif tinggi wisatawan asing, ehhh kena lagi! Bukan gara-gara tiket sih tapi gara-gara slayer! Duhhhh!
Tiket masuk ke Pura Rp 30.000,- tapi nggak dibilangin kalo harus pinjem sabuk buat masuk. Kita udah bawa slayer, sampe dalem harus WAJIB pake sabuk untuk cewek, cowok sabuk dan ikat kepala. Dan itu awalnya disuruh beli!! Kita gak mau beli, akhirnya dimintain @10.000 buat sewa. Jujur aja saya bukan orang Hindu, nggak tau kalau harus pakai sabuk kain (padahal di Besakih nggak wajib!!!!! parah!), kalo dibilangin dari awal suruh pinjem mending gw gak masuk pura sekalian! Gila aja masuk Rp 30.000,- + 10.000 sewa=Rp 40.000,- padahal masuk di Pura Besakih, pura terbesar aja cuma bayar Rp 15.000 doang!! HMMMMMMMMM well Bali, I won't miss you anyway! Pelajaran satu lagi dari travelling kali ini, tanyain dulu yang jelas sebelum bayar tiket dan masuk ke suatu tempat!
Jadi info untuk Pura Ulun Daun
- Tiket Masuk Rp 30.000,-
- WAJIB pinjem sabuk Rp 10.000,-. Kalau gak bawa slayer harus pinjam juga
DESA ADAT PANGLIPURAN
Sejalan dari Kintamani ke Besakih, kita ngelewatin Panglipuran. Disini komplek desa adat Bali yang masih dijaga. Desa Penglipuran, Desa adat bali yang sangat kental dengan kerukunan dan kebersamaan mereka. Tapi tepatnya sih yang di kompleknya saya lihat rumah-rumah tersebut pada jualan snack, oleh-oleh dan souvenir. Selain itu ada Pura, Monumen dan Bamboo Forest juga. Tiket masuknya cuma Rp 15.000,- untul turis asing Rp 30.000,-.
PURA BESAKIH
Yak selesai darah tinggi di Kintamani, sekarang pindah ke Besakih. Pura Besakih adalah pura terbesar di Bali. Tiket masuk Rp 15.000,- dan kalo mau muterin pura di dalamnya harus bayar guide lagi seikhlasnya. Kalo di Pura Besakih masih okelah kita bayar guide mereka kasi informasi. Nggak kaya Pura no. 2 *oops*
Di Pura Basukian, di areal inilah pertama kalinya tempat diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.
Okeh selesai di Kintamani & Besakih kita balik ke Denpasar. Malam ini kita tidur di rumah Metta yang baik hati ngasi tumpangan 3malam di rumahnya. Thank You Metta!!
- BANGLI
Hari ke 4 saya Beach Day ke pantai-pantai Uluwatu sudah saya tulis di subtitle Uluwatu. Hari selanjutnya saya Waterfall Day. Hari ke 5 ini saya jalan ke Bangli buat main ke air terjun. Lengkap sudah kan explore Bali nya, dari gunung, pantai, pura sampai air terjun. Di Bangli ada lumayan banyak air terjun, tapi yang saya datangin ini cuma 2 yaitu :
TUKAD CEPUNG
Untuk kesini tinggal search di google maps uda keluar kok. Masuknya bayar seikhlasnya. Lokal maupun internasional. Jadi kemarin abis hari menyebalkan serasa ditipu sama tiket-tiket masuk, kali ini masuk terserah kita mau bayar berapa :p.
Tukad Cepung masih sepii. Belum banyak orang kesini apalagi turis internasional. Yang kesini motoran semua. Tempat ini keren banget lho! Kita harus lwatin tangga turun dan lorong-lorong batu ky di jaman dinosaurus! Air terjunnya sih nggak terlalu tinggi, tapi tempatnya di sela-sela batu itu buat serasa ada di planet lain.
KANTO LAMPO WATERFALL
Yang Kanto Lampo udah agak banyak orang kesini. Dari parkiran ke bawah cuma lewatin tangga aja sebentar. Memang nggak sepanjang di Tukad Cepung jalan untuk ke air terjunnya, tapi Kanto Lampo juga unik karena air terjunnya dari batu-batu bertingkat. Masuk ke Kanto Lampo Rp 5000,-.
Selesai sudah jalan-jalan di Bali, besoknya saya lanjut ke Malang. Naik bis dari Ubung ke Banyuwangi dulu, terus Banyuwangi ke Malang dengan total perjalanan bus 14jam. Whoof to be continue to the next post!
ABOUT THE AUTHOR
'Life is either a daring adventure or nothing at all.' — Helen Keller
0 comments